BERCOCOK TANAM BEBERAPA JENIS SAYUR MAYUR
DILAHAN SEKITAR RUMAH DAN SAWAH
Menyemai Benih
Untuk benih cabe, tomat, dan
terong, kita bisa membuat sendiri dengan mengambil dari dapur. Untuk bayam,
kita bisa meminta benih dari tetangga yang memiliki tanaman bayam telah
berbunga. Namun untuk caisim dan kangkung kita harus membeli benih dari
toko.
Cara penyemaian benih:
- Ambil tanah pekarang, lebih baik banyak terdapat
busukan dedaunannya,
sehingga banyak humusnya dan subur.
- Masukkan tanah pekarangan ke dalam wadah, bisa kotak
kayu, ember bekas,
toples bekas, kaleng bekas, atau wadah bekas lainnya.
- Tebarkan benih pada wadah
tersebut secara merata. Jangan terlalu rapat
supaya pertumbuhannya maksimal.
- Letakkan wadah persemaian di
tempat yang tidak terkena sinar matahari
secara langsung.
- Beri naungan agar benih
tidak terkena hujan.
- Siram pagi dan sore hingga
benih tumbuh dan memiliki 3-5 helai daun.
- Bibit sayuran siap dipindahkan ke media tanam
Mempersiapkan
Media Tanam
Media tanam sangat penting
dalam budidaya sayuran. Apalagi budidaya sayuran dalam wadah. Karena tanaman
hanya akan memperoleh nutrisi dari media tanam yang kita sediakan. Berbeda
dengan langsung di tanah, akar akan bebas menjalar ke mana saja untuk mencari
makanannya.
Tidak seperti bercocok tanam
sayuran umunya yang dilakukan di lahan luas yang memerlukan banyak tenaga dan
biaya, enanam sayuran ini dapat dilakukan dengan mudah meskipun pada
lahan sempit di pekarangan dan halaman rumah kita. Tidak usah mengolah tanah
seperti mencangkul dan lain sebagainya.
Persiapan media tanam:
- Tanah pekarangan yang
mengandung banyak dedaunan yang telah membusuk menjadi humus.
-
Pupuk kandang, bisa kotoran
sapi, kambing, atau kelinci. Pupuk kandang harus yang telah matang, yaitu yang
sudah berbentuk seperti butiran tanah.
- Bisa juga tambahkan pasir
atau arang sekam atau dedaunan kering atau kokopit (sabut kelapa).
- Campur semua bahan hingga
merata.
- Masukkan ke dalam wadah
tanam seperti pot, polybag, kaleng bekas, ember bekas, atau karung bekas.
- Media tanam siap digunakan.
Memindahkan Bibit
ke Wadah Tanam
Setelah bibit memiliki daun
3-5 helai, siap untuk dipindahkan ke media tanam. Untuk sayuran daun biasanya
lebih cepat, 7 sampai 10 hari telah tumbuh daun 3-5 helai, namun untuk sayuran
buah bisanya sedikit agak lama, berkisar antara 15 hingga 20 hari untuk siap
dipindahkan.
Cara memindahkan bibit ke
wadah tanam:
- Usahakan jangan mencabit
bibit dari persemaian, melainkan angkat dengan tanahnya supaya akar tanaman
tidak putus.
- Pisahkan tanaman satu-satu
bersama tanahnya yang tetap menempel pada akar, supaya tanaman tetap sehat
ketika telah dipindahkan ke media tanam.
- Tempatkan tanaman di
tengah-tengah wadah tanam.
-
Pemindahan bibit sebaiknya
dilakukan pada sore hari agar tanaman tetap segar tidak terkena panas matahari.
- Tempatkan tanaman pada
tempat yang teduh hingga tanaman benar-benar kuat, kemudian bisa dipindahkan ke
tempat yang terkena sinar matahari.
-
Meski lahan yang kita miliki sempit, yaitu beberapa
meter saja di halaman dan pekarangan rumah, namun kita tetap bisa menanam
sayuran pada lahan sempit tersebut dengan mudah karena menggunakan wadah bekas
yang bisa kita pindah-pindahkan sesuka hati kita.
Merawat Tanaman
Perawatan tanaman tidak
kalah penting dengan beberapa hal di atas, karena masa-masa ini tanaman rentan
terkena serangan hama dan penyakit. Menanam sayuran yang kami lakukan sangatlah
mudah meski kami lakukan pada lahan sempit di halaman rumah, namun dengan
pengaturan yang baik, lahan sempit dapat menampung hingga ratusan tanaman
sayuran.
Selain sayuran kita juga
bisa menanam apotik hidup di halaman rumah yang bisa dibaca pada Cara Sehat Alami dengan Menanam Apotik Hidup di Halaman
Rumah.
Cara merawat tanaman:
- Sirami tanaman pagi dan sore dengan sprayer atau
gembor (Jawa).
- Karena tanaman ditanam pada wadah maka perlu
pengairan 2 kali sehari agar persediaan air cukup untuk tumbuh - kembang tanaman.
Berbeda dengan penanaman yang dilakukan langsung di tanah.
- Namun pada musim hujan kita tidak perlu menyiram
tanaman.
- Untuk tanaman cabe dan tomat perlu kita buatkan
penopang dari kayu atau bambu agar bisa berdiri dengan
tegak.
- Untuk tanaman sayuran daun tidak perlu karena memang
tidak terlalu tinggi pertumbuhannya.
- Pemeriksaan terhadap hama dan penyakit harus kita
lakukan secara rutin agar cepat terdeteksi.
- Untuk berjaga-jaga dari serangan hama dan penyakit,
sebaiknya kita membuat pestisida nabati/organik sendiri.
- Kita bisa membuatnya dengan fermentasi daun
sirsak/pepaya dengan sedikit tembakau untuk menyemprot
tanaman.
- Untuk hama ulat, kita bisa membasminya dengan
menyiram tanaman dengan cucian beras ketika menank nasi.
Panen
Inilah waktu yang
ditunggu-tunggu, yaitu panen, untuk sayuran daun bisanya membutuhkan waktu 1
bulan, namun untuk tanaman sayuran buah, biasanya mulai berbuah setelah umur 2
bulan.
Untuk tanaman sayuran daun
seperti caisim dan kangkung, kita hanya bisa sekali panen saja, namun untuk
tanaman sayuran buah seperti cabe dan tomat kita bisa panen berulang kali.
Bahkan untuk cabe bisa bertahan hingga 6 bulan lebih (saya telah membuktikan
bahwa tanaman cabe kami sekarang telah berumur 6 bulan dan telah dipanen setiap
hari selama 4 bulan, hingga sekarang masih tetap sehat dan tetap muncul cabang
dan bunga baru setiap hari.
Demikian sekilas tentang
Menanam Sayuran Mudah pada Lahan Sempit di Halaman Rumah, semoga bermanfaat.
Selanjutnya jangan lupa baca juga Cara Mudah Lengkap Membuat Media Tanam Sayuran Organik dalam
Karung.
Mudah bukan, selamat mecoba, semoga sukses.
Aneka tanaman sayur yang bisa di budidayakan di sawah dan pekarangan sekitar rumah :
Bawang daun (Allium fistulosum) adalah salah satu jenis sayuran yang
kerap dipakai untuk bahan penyedap masakan. Ciri dari tanaman ini adalah
daunnya yang berbentuk bulat panjang, memiliki rongga yang kecil, dengan ujung
yang meruncing serta pangkal batang padat membulat berwarna putih. Sayuran ini
paling ideal jika ditanam di daerah dataran tinggi yang ketinggiannya sekitar
900 – 1700 meter dari atas permukaan laut, dengan suhu berkisar antara 19 – 24
derajat C serta kelembaban 80 – 90%.
Sebagai komoditi bisnis, bawang daun memiliki permintaan pasar yang stabil karena hampir semua masakan baik di hotel maupun kaki lima membutuhkan tanaman yang memiliki rasa khas yang harum ini. Selain menguntungkan secara ekonomi, bawang daun pun cukup mudah untuk dibudidayakan, bahkan bisa di kembangkan oleh mereka yang baru belajar bertani atau berkebun sekalipun. Berikut kami paparkan beberapa tahapan dari proses budidaya bawang daun yang baik dan benar :
Pembenihan
Memperbanyak bawang daun dapat dilakukan dengan dua cara, yakni cara generatif dengan menggunakan benih atau biji, serta cara vegetatif dengan memisahkan anakan dari rumpun pokok. Untuk cara generatif langkah-langkah pembenihan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Sebagai komoditi bisnis, bawang daun memiliki permintaan pasar yang stabil karena hampir semua masakan baik di hotel maupun kaki lima membutuhkan tanaman yang memiliki rasa khas yang harum ini. Selain menguntungkan secara ekonomi, bawang daun pun cukup mudah untuk dibudidayakan, bahkan bisa di kembangkan oleh mereka yang baru belajar bertani atau berkebun sekalipun. Berikut kami paparkan beberapa tahapan dari proses budidaya bawang daun yang baik dan benar :
Pembenihan
Memperbanyak bawang daun dapat dilakukan dengan dua cara, yakni cara generatif dengan menggunakan benih atau biji, serta cara vegetatif dengan memisahkan anakan dari rumpun pokok. Untuk cara generatif langkah-langkah pembenihan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Siapkan bedengan sebagai tempat persemaian, dan buatlah lubang beralur
memanjang sedalam 1 cm, dengan jarak antar alur sekitar 10 cm. Jika persemaian
dilakukan di dalam polybag, tanamlah 1 – 2 biji benih ke dalam setiap polybag
dengan kedalaman sekitar 10 cm.
Tempat persemaian yang telah ditanami benih tersebut selanjutnya ditutup
dengan karung basah atau dengan daun pisang, dan tidak dibuka hingga benih
berkecambah.
Benih yang telah berkecambah itu disiram secara rutin setiap pagi dan sore,
serta diberi pupuk, bisa pupuk cair organik, ZA, atau urea. Jika menggunakan
pupuk cair organik, tambahkan dengan air terlebih dahulu untuk diencerkan
sebelum disiramkan, begitu juga jika menggunakan urea serta ZA, sebaiknya
dilarutkan terlebih dahulu ke dalam air.
Jika bibit bawang daun sudah berumur 2 bulan dengan tinggi sekitar 10 – 15
cm, bibit tersebut sudah siap untuk dipindah ke lahan pembesaran.
Untuk pembiakan secara vegetatif atau memisahkan anakan dari rumpun utama,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pilihlah tanaman bawang daun yang memiliki rumpun banyak, segar dan tidak
terserang penyakit serta berumur 2,5 bulan atau lebih.
Galilah dengan kored atau tangan rumpun bawang daun berikut akarnya, dan jangan
dicabut.
Anakan bawang daun yang sudah dipisahkan dari rumpunnya kemudian
dibersihkan akar-akarnya dari tanah, dan dibuang daun serta akarnya yang sudah
tua atau yang terlihat layu.
Jika rumpun anakan terdiri dari cukup banyak batang anakan, pisahkan
menjadi beberapa bagian, dimana setiap bagiannya terdiri atas 1 – 3 batang.
Papaslah sepertiga bagian daun dari atas, guna mengurangi penguapan dan
untuk merangsang pertumbuhan tunas baru.
Begitu selesai dipisahkan dari rumpunnya dan dibersihkan, anakan bawang
sebaiknya segera ditanam. Jika masih harus disimpan, usahakan menyimpannya di
tempat yang lembab dan teduh serta tidak lebih dari satu minggu.
Lanjut di bawah...
Pembuatan Media Tanam
Media tanam bawang daun bisa menggunakan bedengan tanah, atau dengan memanfaatkan polybag buat yang lahannya terbatas. Untuk media tanam yang menggunakan bedengan, cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
Media tanam bawang daun bisa menggunakan bedengan tanah, atau dengan memanfaatkan polybag buat yang lahannya terbatas. Untuk media tanam yang menggunakan bedengan, cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
Galilah tanah memanjang dengan cara mencangkulnya sedalam 30 – 40 cm dengan
lebar 0,6 – 1 meter, dan masukkan pupuk kandang ke dalam galian tanah tersebut
sebanyak 10 -15 ton untuk setiap hektar tanah.
Di antara satu bedengan dengan bedengan lainnya, pisahkan dengan parit
selebar 20 – 30 cm.
Jika PH tanah kurang dari 6.5, lakukan pengapuran dengan menggunakan kapur
dolomit sebanyak 1 – 2 ton perhektar. Campur kapur tersebut secara merata
dengan tanah yang ada di dasar parit.
Buatlah lubang tanam sedalam 10 cm dengan jarak 20 x 20 cm. Setelah lubang
tanam selesai dibuat, benih bawang daun siap untuk ditanam di lubang tersebut.
Untuk media tanam yang menggunakan pot atau polybag, langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
Siapkan tanah, arang sekam dan kompos yang dicampur dengan perbandingan
2:1:1, atau campuran tanah dengan pupuk kandang dengan komposisi 2:1 dan aduk
hingga merata.
Pastikan campuran media tanam tersebut gembur, subur, mengandung banyak
bahan organik, serta tingkat keasaman berkisar antara pH 6.5 – 7.5
Media tanam yang telah tercampur merata tersebut selanjutnya dimasukkan ke
dalam pot atau polybag berukuran 0.08 x 30/15 x 30 dan dipadatkan dengan
tangan. Pot/polybag tersebut siap untuk ditanami dengan benih.
Cara Tanam dan Perawatan
Usahakan waktu tanam dilakukan saat sinar matahari tidak terlalu terik,
agar laju respirasi tidak terlalu tinggi. Waktu yang tepat tersebut tentunya
pada pagi atau sore hari.
Agar akar tidak terserang jamur, sebelum ditanam, benih bawang daun
terlebih dahulu direndam ke dalam larutan fungisida dengan dosis rendah antara
30 – 50%, selama 10 – 15 menit.
Masukkan bibit bawang daun dengan posisi tegak berdiri ke dalam lubang
tanam sedalam +/- 10 cm, dan tutup kembali lubang tersebut. Siramlah bibit yang
baru ditanam agar kondisi media tanam tetap lembab.
Pada awal pertumbuhan, penyiraman harus dilakukan setiap hari, namun tidak
boleh berlebihan, apalagi sampai becek oleh genangan air, karena hal ini dapat
menyebabkan membusuknya akar.
Waktu terbaik untuk melakukan penyiraman pada pagi hari sebelum jam 09.00
atau pada sore hari setelah pukul 15.00.
Setelah berumur sekitar 2 minggu, frekuensi penyiraman dapat dikurangi
menjadi 2 – 3 hari sekali.
Saat bawang daun berumur 4 minggu, berikan kompos atau pupuk kandang
sebanyak satu genggam dan taburkan di sekitar batang bawah tanaman. Pemupukan
bisa juga dengan menggunakan urea atau ZA dengan cara melarutkannya ke dalam
air dan menyiramkannya pada media tanam. Pemupukan dengan cara yang sama, harus
dilakukan lagi saat tanaman berumur 8 minggu.
Jika dibutuhkan, dapat pula ditambahkan pupuk organik cair atau pupuk daun
dengan cara disiramkan ke media tanam atau disemprotkan secara merata pada
daun. Penambahan pupuk ini bisa dilakukan sejak tanaman berumur 10 hari dan
terus diulang setiap 10 hari sekali.
Panen
Pada umur 2,5 bulan sejak bibit ditanam, bawang daun sudah siap untuk dipanen. Ciri-ciri dari bawang daun yang siap panen adalah memiliki jumlah rumpun yang banyak dengan sebagian daun menguning. Jika untuk kebutuhan harian, panen dapat dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu tanaman harus siap panen secara keseluruhan, yakni dengan mengambil sebagian bawang daun yang bisa dipanen dan membiarkan sisanya tumbuh lebih besar. Waktu terbaik untuk memanen pada pagi atau sore hari.
Demikian panduan budidaya bawang daun yang dapat dilakukan di lahan terbuka maupun memanfaatkan lahan sempit dengan menggunakan pot atau polybag. Jika ditanam di lahan terbuka, untuk setiap hektar lahan dapat menghasilkan sekitar 10 – 40 ton, tergantung dari beberapa faktor seperti tingkat kesuburan tanah yang ada di media tanam tersebut, tekhnis budidaya, kualitas benih, serta kecocokan geografis. (*)
Terong
Tanaman terong
atau dalam bahasa latin Solanum melongena merupakan tanaman
yang tumbuh
di daerah tropis. Budidaya
terong
sebenarnya tidak terlamapu susah, yang dibutuhkan hanya niat dan kerja keras untuk
mencapai kesuksesan.
MANFAAT
& KEGUNAAN TERUNG
Teruog memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air.
Teruog memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air.
Terong sangat mudah
dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang rumit. Terong dapat hidup
didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 –
25 derajat Celcius. Untuk
pembentukan warna buah
, terong memerlukan pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh
dengan baik di tanah
lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan PH 5-6. Waktu penanaman
terung yang tepat adalah pada awal musim kemarau.
Terong banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terong lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung meruncing , terong jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan.
Terong banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terong lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung meruncing , terong jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan.
Terong pada umumnya diperbanyak dengan biji. Untuk
memperoleh biji terong yang betul-betul berkualitas dapat diperoleh dengan
membeli ditoko pertanian. Setiap satu hektar dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji
atau tergantung luasan lahan yang akan dipakai. Sebelum ditanam biji terung
disemaikan terlebih dahulu di- bedengan semai.
Agar diperoleh tanah
yang baik untuk
pertumbuhan terung, perlu dilakukan langkah-langkah
dalam pengolahan tanah
yaitu penggemburan, pembuatan bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk dasar.
Setelah penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan
meliputi pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta
pemberantasan penyakit.
Terong pada masa pertumbuhannya tidak terlepas dari
hama
dan penyakit.
Hama
yang menyerang tanaman
terung antara lain belalang, kutu daun, kutu trip, kumbang totol hitam, lalat buah,
lembing hijau, penggerek batang, tungau kuning, tungau merah, ulat
jengkal dan ulat
tanduk. Sedangkan penyakit
yang menyerang terung adalah bakteri dan virus. Cara
pencegahan hama
dan penyakit
dengan disemprot bahan kimia.
Terung rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam. Bila
dirawat dengan baik tanaman
dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan. Panen
yang baik dilakukan sore atau pagi hari terutama saat musim kemarau. Waktu
seperti itu merupakan saat yang tepat karena buah
sedang bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung berkualitas.
Dapat tumbuh
di dataran rendah tinggi
Suhu udara 22 – 30o C
Jenis
tanah
yang paling baik, jenis
lempung berpasir, subur, kaya bahan organik,
aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
Sinar matahari harus cukup
Cocok ditanam musim kemarau
PERSEMAIAN
Budidaya
terong secara intensif dimulai dari
persiapan media
semai. Benih terong yang akan ditanam harus berasal dari
benih hibrida sehingga hasil yang dicapai nanti lebih optimal. Disaat kita
melakukan pemeraman benih terong dengan kertas basah maupun handuk lembab
selama 24 jam, kita mempersiapkan media
semai yang terdiri dari
campuran tanah
dan pukan (pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan pestisida
bahan aktif metalaksil (Saromyl 35 SD) sebagai pencegah jamur
dapat menghindarkan bibit dari
penyakit
dumping off . Hasil campuran media
tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi ± 8 cm dan diameter 5 cm.
PEMBIBITAN
Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit
Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk
diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15
cm
Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan benih
satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan
pupuk kandang halus.
Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang/
penutup lainnya
Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan kelembabannya )
Perhatikan serangan hama
dan penyakit sejak di pembibitan jika di perlukan semprot
dengan pestisida
Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
PERSIAPAN LAHAN
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan ke media semai menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah. Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan tanam dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata. Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan ke media semai menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah. Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan tanam dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata. Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.
PENANAMAN
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam
pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong yang
siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun sempurna atau
mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah
dilakukan penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi
pertumbuhan awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia
Pilih bibit yang tumbuh
subur dan normal
Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang
dipadatkan
Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca
kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor. Jika di
leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal ini tergantung
pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak mengandung pasir maka
tanah akan cepat
kering.
PENYULAMAN
Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama
penyakit
Penyulaman maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN AJIR (TURUS)
Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4
cm
Tancapkan secara individu dekat batang
Ikat batang atau cabang terong pada turus
PENYIANGAN
Rumput
liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit dapat
dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham atau penyakit yang
menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan dengan anjuran dan interval penyemprotan
sisesuaikan dengan intensitas serangan dan kondisi lingkungan.
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga
bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga
yang lebih produktif segera tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERONG
H A M A
Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
,Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, jika jika diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun merek bermacam-macam dapat di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
,Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, jika jika diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun merek bermacam-macam dapat di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Aphis spp sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Contak ” , tetapi disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik ” Jika ingin lebih aman gunakan Insektisida botani ‘ misalnya menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap Aphis.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Aphis spp sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Contak ” , tetapi disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik ” Jika ingin lebih aman gunakan Insektisida botani ‘ misalnya menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap Aphis.
Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik “
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik “
Ulat
Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh, pada siang hari ulat bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “, jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul, tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh penerangan.
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh, pada siang hari ulat bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “, jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul, tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh penerangan.
Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
Ulat Buah
( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun.
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun.
PENYAKIT
Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak, Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan memperparah serangan. Gunakan Bakterisida
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak, Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan memperparah serangan. Gunakan Bakterisida
Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida
Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
Panen
pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau sekitar 15 – 18
hst setelah munculnya bunga. Kriteria panen
buah terong layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran
tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terong jenis bulat kecil panen
buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri :
buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna
kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum tampak biji yang
berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih.
Pemanenan
dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat
dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21
buah. Setelah pemanenan yang ke delapan biasanya produksi mulai menurun baik
kwalitas maupun kwantitasnya.
Jahe
Siapa yang tak mengenal
tanaman jahe? Pasti semua orang sudah mengenal tanaman herbal yang satu ini.
Tanaman jahe sangat terkenal di seluruh dunia tak terkecuali dengan Indonesia
karena sejuta manfaat dan khasiatnya. Jahe merupakan salah satu tanaman jenis
rimpang yang dapat tumbuh subur di daerah tropis.
Komoditas tanaman jahe
bisa dibilang sangat menjanjikan, mengingat tanaman yang satu ini banyak
dibutuhkan baik itu dalam bidang kesehatan, kecantikan, makanan, sampai dengan
industri. Tak heran banyak orang yang ingin sekali melakukan usaha budidaya
tanaman jahe.
Namun bagi sebagian
orang yang tak memiliki lahan yang lebar bukan berarti tidak bisa melakukan
usaha budidaya tanaman jahe. Mengingat jahe sendiri merupakan salah satu
tanaman yang mudah hidup di mana saja, sehingga dapat memanfaatkan lahan
pekarangan rumah untuk menanam tanaman herbal yang satu ini.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan jika hendak menanam atau melakukan budidaya jahe yang memanfaatkan
lahan pekarangan rumah.
Teknik BUDIDAYA JAHE di lahan terbuka
Varitas ZO var. Officinale
Besar Rimpang Besar
Warna Kulit Rimpang Putih Pucat
Warna Daging Rimpang Putih
Aroma Daging Kurang
Kepedasan Kurang
Tinggi Tanaman (cm) ±30-70
Waktu Luruh Daun >7 bulan
Optimal Panen >9 bulan
Berat Rimpang Panen (ons) ±5-20
Produktivitas/ha (ton) 10-30
Besar Rimpang Besar
Warna Kulit Rimpang Putih Pucat
Warna Daging Rimpang Putih
Aroma Daging Kurang
Kepedasan Kurang
Tinggi Tanaman (cm) ±30-70
Waktu Luruh Daun >7 bulan
Optimal Panen >9 bulan
Berat Rimpang Panen (ons) ±5-20
Produktivitas/ha (ton) 10-30
Syarat
Tumbuh Tanaman Jahe
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif
tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau
lebih tanaman jahe memerlukan intensitas cahaya matahari 70-100%. Dengan kata
lain budidaya tanaman jahe sebaiknya dilakukan di tempat terbuka sehingga
mendapat sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara optimum budidaya jahe antara
20-35°C. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah subur, gembur dan banyak
mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat
berpasir dan tanah laterik. Tanaman dapat tumbuh pada pH Tanah sekitar 4,3-7,4.
Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0. Jahe tumbuh
baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 mdpl. Di
Indonesia, pada umumnya budidaya jahe dilakukan pada ketinggian 200-600 mdpl.
Pembibitan
Jahe
Persyaratan Bibit Jahe
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi
syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh tinggi), dan mutu
fisik. Mutu fisik adalah bibit bebas hama dan penyakit. Rimpang untuk dijadikan
benih, sebaiknya mempunyai 2-3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 50 gram.
Teknik Penyemaian Bibit Jahe
Pada budidaya tanaman jahe, untuk mendapatkan
pertumbuhan tanaman yang seragam, bibit jahe sebaiknya jangan langsung ditanam,
tetapi terlebih dahulu harus dikecambahkan. Penyemaian bibit jahe dapat
dilakukan dengan peti kayu atau ditaruh di atas bedengan.
Penyemaian Jahe pada Peti Kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit jahe tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu bibit jahe dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian diatasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi. Setelah 2-4 minggu, bibit jahe siap ditanam.
Penyemaian Jahe pada Peti Kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit jahe tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu bibit jahe dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian diatasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi. Setelah 2-4 minggu, bibit jahe siap ditanam.
Penyemaian
Jahe pada Bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 15 m
untuk menanam bibit 2 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Buat bedengan
dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit jahe disusun pada
bedengan jerami lalu ditutup jerami, diatasnya diberi rimpang tutup dengan
jerami, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan
bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit jahe pada bedengan dapat dilakukan
dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah
2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar
tidak terbawa bibit jahe berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu
dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan
beratnya 40-60 gram.
Penyiapan Benih
Pada budidaya jahe, sebelum ditanam, bibit harus
dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara dimasukkan ke dalam karung dan
dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit jahe
dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.
Persiapan Lahan Budidaya Jahe
Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan sekitar 1 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
Pembentukan Bedengan dan Pemupukan Dasar
Pada budidaya tanaman jahe, untuk memudahkan
pemeliharan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah
diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 30 cm, lebar 80 cm,
sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Budidaya tanaman jahe
dengan sistem bedengan juga bertujuan untuk memudahkan serangan patogen, karena
kelembaban tanah bisa dijaga dengan membuat pari-parit. Pemupukan dasar
diberikan bersamaan dengan pembuatan bedengan menggunakan pupuk kandang yang
sudah difermentasi sebanyak 40 ton/ha dan NPK 15-15-15 sebanyak 1,5 ton/ha.
Akan lebih baik bila ditambahkan dengan agensia hayati seperti Trichoderma sp.
dan Gliocladium sp. untuk mencegah serangan bakteri maupun cendawan patogen.
Pemberian humat dan fulvat akan berfungsi sebagai pembenah tanah, sehingga
serapan unsur hara oleh tanaman bisa optimal.
Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada saat pembentukan
bedengan. Pada tanah dengan pH tanah rendah, sebagian besar unsur-unsur hara
didalamnya, terutama fosfor (p) dan kalsium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia
atau terikat oleh ion-ion tanah. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi
media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium
sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan
tanaman jahe untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang
pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang
pembentukan biji.
Proses penaburan pupuk kandang di lahan sebelum
menanam jahe.
Untuk dapat memperoleh hasil panen rimpang jahe
yang optimal maka satu hal yang cukup penting perlu dilakukan yaitu
mengkondisikan agar tanah tetap subur pada saat penanaman kembali maupun untuk
lahan bukaan baru.
Setelah lahan diolah secara manual dengan cangkul ataupun dengan alat bantu traktor lalu buatlah bedengan (guludan) dengan lebar 80 cm, tinggi 30 cm sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi kontur bumi setempat.
Setelah lahan diolah secara manual dengan cangkul ataupun dengan alat bantu traktor lalu buatlah bedengan (guludan) dengan lebar 80 cm, tinggi 30 cm sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi kontur bumi setempat.
Pupuk kandang yang dapat digunakan yaitu kotoran sapi / kambing / ayam, yang paling baik untuk digunakan adalah pupuk kandang kotoran ayam ras pedaging (Broiler) yang ada kulit padinya, jika menggunakan pupuk kandang sapi / kambing / ayam ras petelur maka hendaknya pupuk kandang tersebut dicampur (oplos) dahulu dengan kulit padi dengan perbandingan 1 ton pupuk kandang dicampur dengan 200 kg kulit padi (1:5), kulit padi sangat penting untuk proses fermentasi unsur organik dalam tanah nantinya, taburkan pupuk kandang pada titik - titik dimana tanaman jahe nantinya akan ditanam, untuk satu lubang tanam berikan sekitar 1 kg pupuk kandang, dalam 1 hektar dengan populasi 40.000 tanaman yang menggunakan jarak tanam 50 cm x 50 cm maka dibutuhkan 40 ton pupuk kandang, dengan metoda seperti ini biasanya sepanjang pengalaman kami akan diperoleh target hasil panen rimpang jahe sebanyak 30 ton lebih per hektar, itupun kami sudah memilih dan memisahkan Bibit Unggul yang SUPER sebanyak 2 ton untuk penanaman kembali selanjutnya.
Dalam 1 ha ada 10.000 meter persegi, buatlah 100 buah bedengan dengan ukuran panjang 100 m, lebar 80 cm dan tinggi 30 cm, lalu berikan jarak antar bedengan (guludan) sebanyak 20 cm, kemudian plotting titik tanam sebanyak 2 baris dalam setiap bedengan, posisi baris pertama berada 15 cm dari pinggir bibir bedengan di bagian kiri sedangkan posisi baris kedua berada 15 cm dari pinggir sisi bedengan bagian kanan, jarak titik tanam antar tanaman yaitu 50 cm kesamping kiri/kanan dan 50 cm ke depan/belakang.
Dalam satu bedengan ada 2 baris titik tanam, di setiap barisnya terdapat 200 titik, jadi dalam satu bedengan terdapat 400 titik tanam yang berjarak 50 cm x 50 cm, maka dalam 1 hektar yang berisi 100 bedengan tersebut terdapat 40.000 titik tanam.
BIBIT yang digunakan berusia 10 bulan keatas dengan berat rata-rata 100 gram tiap rimpangnya, dalam 1 kg bibit ada 10 rimpang, tiap rimpang dipotong menjadi 2 bagian untuk disemai dan dijadikan bibit, jadi dalam 1 kg bisa dapat 20 potong bibit, maka untuk 1 ha dengan populasi 40.000 tanaman dibutuhkan 2 ton bibit, tiap potongan bibit nantinya setelah disemai di persemaian selama 1 - 1,5 bulan akan tumbuh 2 - 4 mata tunas.
Setelah pupuk kandang ditaburkan di lahan pada semua titik tanam maka setelah itu lanjutkan dengan proses pemberian unsur organik ke dalam tumpukan pupuk kandang tersebut dengan cara minyiram (kocor) larutan pupuk hayati cair Tiens FENG SHOU yang sudah diencerkan dengan air bersih, cara penyiraman (kocor) dapat menggunakan ember dan gayung.
Untuk penanaman jahe seluas 1 ha dibutuhkan 10 liter Pupuk Hayati Tiens - FENG SHOU, larutkan tiap liter Tiens - FENG SHOU dengan 200 liter air bersih lalu berikan masing-masing sebanyak 50 cc larutan Tiens - FENG SHOU yang sudah diencerkan tersebut kepada setiap tumpukan pupuk kandang yang berada pada titik tanam dan kemudian tutup dengan tanah setebal 5 cm - 10 cm, diamkan sekitar 2 atau 3 hari agar berfermentasi barulah setelah itu dapat dilakukan penanaman BIBIT yang sudah disemai terlebih dahulu
Penentuan
Pola Tanam
Budidaya tanaman jahe secara monokultur pada
suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, mengingat nilai ekonomis
jahe yang cukup tinggi, sehingga dengan teknis budidaya jahe monokultur
diharapkan mampu memberikan produksi tinggi. Namun di daerah, budidaya tanaman
jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan
kerugian. Budidaya tanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain
mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
Mengurangi kerugian yang disebabkan naik
turunnya harga.
Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
Meningkatkan
produktivitas lahan
Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Pada praktek penanaman jahe di lapangan, petani biasa menanam jahe yang ditumpangsarikan dengan sayur-sayuran, seperti timun, bawang merah, cabe rawit, buncis, dll. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.
Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Pada praktek penanaman jahe di lapangan, petani biasa menanam jahe yang ditumpangsarikan dengan sayur-sayuran, seperti timun, bawang merah, cabe rawit, buncis, dll. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.
Pembuatan
Lubang Tanam
Pada budidaya tanaman jahe, untuk menghindari
pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka
sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat
lubang-lubang kecil atau alur sedalam 5 - 10 cm untuk penanaman bibit jahe.
Pembuatan bedengan memiliki tujuan utama untuk menghindari genangan air di
sekitar area budidaya pada saat musim hujan. Genangan air di sekitar area
budidaya dapat memicu timbulnya penyakit, baik penyakit yang disebabkan oleh
infeksi bakteri maupun penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur atau fungi.
Cara
Menanam Jahe
Cara menanam jahe dilakukan dengan cara
melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang
sudah disiapkan. Jarak tanam ideal yang digunakan untuk menanam jahe gajah
yaitu 50 cm x 50 cm.
Perioda
Tanam
Budidaya tanaman jahe sebaiknya dilakukan pada
awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan
karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya.
Jahe yang ditanam pada musim kemarau akan meningkatkan biaya produksi yang
besar, terutama biaya pengairan. Kalaupun lahan budidaya memiliki sumber air
yang memadai, namun pertumbuhan tanaman jahe akan sedikit terhambat, karena
suhu udara yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman muda.
Pemeliharaan
Tanaman Jahe
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 2–3 minggu
setelah tanam. Jika penyulaman dilakukan terlalu tua, maka pertumbuhan tanaman
jahe tidak akan seragam. Pertumbuhan yang tidak seragam akan menambah tingkat
kesulitan dalam pemeliharaan, terutama dalam pengendalian hama penyakit
tanaman.
Penyiangan
Penyiangan pertama pada budidaya tanaman jahe dilakukan ketika tanaman berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
Penyiangan
Penyiangan pertama pada budidaya tanaman jahe dilakukan ketika tanaman berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran
udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan.
Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang
muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman masih muda, cukup tanah
dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pertama
kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang
terdiri atas 3-5 anakan, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur
tanaman jahe. Namun tergantung pada kondisi tanah dan banyaknya curah hujan.
Pemupukan
Susulan
Tanaman jahe merupakan tanaman yang berumur
panjang dibandingkan dengan tanaman cabe maupun tomat. Pada dasarnya pupuk
dasar yang diberikan sudah mencukupi untuk menopang pertumbuhan tanaman
tersebut. Akan tetapi dalam budidaya jahe secara intensif perlu dilakukan upaya
untuk meningkatkan hasil produksi yang signifikan. Oleh karena itu, pupuk
susulan perlu diberikan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan, 4-6 bulan, dan
8-10 bulan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 20 gram per tanaman
ditambah dengan pembenah tanah, seperti asam humat dan asam fulvat untuk
membantu serapan unsur hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman jahe bisa
optimal.
Pengairan
dan Penyiraman
Pada budidaya tanaman jahe, tanaman tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhan, akan tetapi pada awal petumbuhannya, tanaman jahe membutuhkan air yang cukup, sehingga saat memulai budidaya tanaman jahe diusahakan penanaman pada awal musim hujan.
Pada budidaya tanaman jahe, tanaman tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhan, akan tetapi pada awal petumbuhannya, tanaman jahe membutuhkan air yang cukup, sehingga saat memulai budidaya tanaman jahe diusahakan penanaman pada awal musim hujan.
Jahe gajah dalam masa pertumbuhannya juga tidak
luput dari hama dan penyakit. Hama yang kerap menyerang adalah lalat rimpang
Mimegrala coeruleifrons yang memakan seluruh bagian rimpang, lalat rimpang
eumerus figurans walker yang memakan bagian lunak rimpang penyebab tanaman layu
dan keropos serta lalat lamprolonchaea sp yang menyerang rimpang hingga menjadi
busuk.
Penyakit yang sering menyerang adalah bakteri
pseudomonas zingiberiCendawan phyllosticta zingiberi ramak yang dapat
menyebabkan daun rusak, menguning kemudian mengecil dan Cendawan pythium yang
menyebabkan pembusukan rimpang jahe yaitu busuk basah atau busuk lunak.
menyebabkan bagian pangkal batang semu membusuk dan rebah, Jahe gajah dipanen
apabila telah tua dan berumur minimal 10 bulan. Ciri fisik yang nampak yaitu
apabila rimpang ditekan terasa sangat keras dan susah untuk dikelupas kulitnya
dengan tangan. Warna pada kulit luar kelihatan segar kekuningan, mengkilat dan
tidak ada warna kemerahan pada ujung rimpang.
Jahe gajah yang dipanen muda untuk asinan,
dilakukan saat tanaman berumur 3 s/d 4 bulan. Ciri-ciri fisik yang nampak
adalah rumpun tanaman masih hijau, rimpang gemuk, ujung-ujung rimpang masih
berwarna kemerah-merahan, beranak banyak dan bila rimpang dipotong maka belum
kelihatan serat-seratnya.
Jahe gajah dipanen dengan membongkar tanah secara keseluruhan menggunakan garpu tangan. Pembongkaran tidak dianjurkan memakai cangkul agar dapat dihindari jahe terpotong karena tercangkul. Jahe yang patah atau rusak menyebabkan masuk ke-grade export yang lebih rendah yang berarti nilai jualnya menjadi rendah pula.
Jahe gajah yang telah
digrade dikumpulkan menjadi satu kemudian didiamkan selama 1- 2 hari digudang
penampungan. Tujuannya agar tanah yang masih menempel dijahe menjadi kering dan
luruh sehingga bersih tanah. Salah satu persyaratan export adalah jahe harus
bersih dari tanah yang menempel di rimpang.
Jahe gajah dipanen dengan membongkar tanah secara keseluruhan menggunakan garpu tangan. Pembongkaran tidak dianjurkan memakai cangkul agar dapat dihindari jahe terpotong karena tercangkul. Jahe yang patah atau rusak menyebabkan masuk ke-grade export yang lebih rendah yang berarti nilai jualnya menjadi rendah pula.