Selasa, 12 April 2016

UNIT KEGIATAN KELOMPOK WANITA TANI ( KWT )


BERCOCOK TANAM BEBERAPA JENIS SAYUR MAYUR
DILAHAN SEKITAR RUMAH DAN SAWAH

Menyemai Benih
Untuk benih cabe, tomat, dan terong, kita bisa membuat sendiri dengan mengambil dari dapur. Untuk bayam, kita bisa meminta benih dari tetangga yang memiliki tanaman bayam telah berbunga. Namun untuk caisim dan kangkung kita harus membeli benih dari toko.


Cara penyemaian benih:
- Ambil tanah pekarang, lebih baik banyak terdapat busukan dedaunannya,  
   sehingga banyak humusnya dan subur.
- Masukkan tanah pekarangan ke dalam wadah, bisa kotak kayu, ember bekas,  
   toples bekas, kaleng bekas, atau wadah bekas lainnya.
- Tebarkan benih pada wadah tersebut secara merata. Jangan terlalu rapat  
   supaya pertumbuhannya maksimal.
- Letakkan wadah persemaian di tempat yang tidak terkena sinar matahari  
   secara langsung.
- Beri naungan agar benih tidak terkena hujan.
- Siram pagi dan sore hingga benih tumbuh dan memiliki 3-5 helai daun.
- Bibit sayuran siap dipindahkan ke media tanam


Mempersiapkan Media Tanam
Media tanam sangat penting dalam budidaya sayuran. Apalagi budidaya sayuran dalam wadah. Karena tanaman hanya akan memperoleh nutrisi dari media tanam yang kita sediakan. Berbeda dengan langsung di tanah, akar akan bebas menjalar ke mana saja untuk mencari makanannya.

Tidak seperti bercocok tanam sayuran umunya yang dilakukan di lahan luas yang memerlukan banyak tenaga dan biaya,  enanam sayuran ini dapat dilakukan dengan mudah meskipun pada lahan sempit di pekarangan dan halaman rumah kita. Tidak usah mengolah tanah seperti mencangkul dan lain sebagainya.

Persiapan media tanam:
-       Tanah pekarangan yang mengandung banyak dedaunan yang telah membusuk menjadi humus.
-       Pupuk kandang, bisa kotoran sapi, kambing, atau kelinci. Pupuk kandang harus yang telah matang, yaitu yang   sudah berbentuk seperti butiran tanah.
-       Bisa juga tambahkan pasir atau arang sekam atau dedaunan kering atau kokopit (sabut kelapa).
-       Campur semua bahan hingga merata.
-       Masukkan ke dalam wadah tanam seperti pot, polybag, kaleng bekas, ember bekas, atau karung bekas.
-       Media tanam siap digunakan.

Memindahkan Bibit ke Wadah Tanam
Setelah bibit memiliki daun 3-5 helai, siap untuk dipindahkan ke media tanam. Untuk sayuran daun biasanya lebih cepat, 7 sampai 10 hari telah tumbuh daun 3-5 helai, namun untuk sayuran buah bisanya sedikit agak lama, berkisar antara 15 hingga 20 hari untuk siap dipindahkan.

Cara memindahkan bibit ke wadah tanam:
-      Usahakan jangan mencabit bibit dari persemaian, melainkan angkat dengan tanahnya supaya akar tanaman tidak putus.
-      Pisahkan tanaman satu-satu bersama tanahnya yang tetap menempel pada akar, supaya tanaman tetap sehat ketika telah dipindahkan ke media tanam.
-       Tempatkan tanaman di tengah-tengah wadah tanam.
-       Pemindahan bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman tetap segar tidak terkena panas matahari.
-      Tempatkan tanaman pada tempat yang teduh hingga tanaman benar-benar kuat, kemudian bisa dipindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari.
-       Meski lahan yang kita miliki sempit, yaitu beberapa meter saja di halaman dan pekarangan rumah, namun kita tetap bisa menanam sayuran pada lahan sempit tersebut dengan mudah karena menggunakan wadah bekas yang bisa kita pindah-pindahkan sesuka hati kita. 

Merawat Tanaman
Perawatan tanaman tidak kalah penting dengan beberapa hal di atas, karena masa-masa ini tanaman rentan terkena serangan hama dan penyakit. Menanam sayuran yang kami lakukan sangatlah mudah meski kami lakukan pada lahan sempit di halaman rumah, namun dengan pengaturan yang baik, lahan sempit dapat menampung hingga ratusan tanaman sayuran.

Selain sayuran kita juga bisa menanam apotik hidup di halaman rumah yang bisa dibaca pada Cara Sehat Alami dengan Menanam Apotik Hidup di Halaman Rumah.

Cara merawat tanaman:
- Sirami tanaman pagi dan sore dengan sprayer atau gembor (Jawa).
- Karena tanaman ditanam pada wadah maka perlu pengairan 2 kali sehari agar persediaan air cukup untuk tumbuh - kembang tanaman. Berbeda dengan penanaman yang dilakukan langsung di tanah.
- Namun pada musim hujan kita tidak perlu menyiram tanaman.
- Untuk tanaman cabe dan tomat perlu kita buatkan penopang dari kayu atau bambu agar bisa berdiri dengan     
   tegak.
- Untuk tanaman sayuran daun tidak perlu karena memang tidak terlalu tinggi pertumbuhannya.
- Pemeriksaan terhadap hama dan penyakit harus kita lakukan secara rutin agar cepat terdeteksi.
- Untuk berjaga-jaga dari serangan hama dan penyakit, sebaiknya kita membuat pestisida nabati/organik sendiri.
- Kita bisa membuatnya dengan fermentasi daun sirsak/pepaya dengan sedikit tembakau untuk menyemprot 
   tanaman.
- Untuk hama ulat, kita bisa membasminya dengan menyiram tanaman dengan cucian beras ketika menank nasi.

Panen
Inilah waktu yang ditunggu-tunggu, yaitu panen, untuk sayuran daun bisanya membutuhkan waktu 1 bulan, namun untuk tanaman sayuran buah, biasanya mulai berbuah setelah umur 2 bulan.

Untuk tanaman sayuran daun seperti caisim dan kangkung, kita hanya bisa sekali panen saja, namun untuk tanaman sayuran buah seperti cabe dan tomat kita bisa panen berulang kali. Bahkan untuk cabe bisa bertahan hingga 6 bulan lebih (saya telah membuktikan bahwa tanaman cabe kami sekarang telah berumur 6 bulan dan telah dipanen setiap hari selama 4 bulan, hingga sekarang masih tetap sehat dan tetap muncul cabang dan bunga baru setiap hari.

Demikian sekilas tentang Menanam Sayuran Mudah pada Lahan Sempit di Halaman Rumah, semoga bermanfaat. Selanjutnya jangan lupa baca juga Cara Mudah Lengkap Membuat Media Tanam Sayuran Organik dalam Karung.

Mudah bukan, selamat mecoba, semoga sukses.

Aneka tanaman sayur yang bisa di budidayakan di sawah dan pekarangan sekitar rumah :

Daun Bawang.

Bawang daun (Allium fistulosum) adalah salah satu jenis sayuran yang kerap dipakai untuk bahan penyedap masakan. Ciri dari tanaman ini adalah daunnya yang berbentuk bulat panjang, memiliki rongga yang kecil, dengan ujung yang meruncing serta pangkal batang padat membulat berwarna putih. Sayuran ini paling ideal jika ditanam di daerah dataran tinggi yang ketinggiannya sekitar 900 – 1700 meter dari atas permukaan laut, dengan suhu berkisar antara 19 – 24 derajat C serta kelembaban 80 – 90%.

Sebagai komoditi bisnis, bawang daun memiliki permintaan pasar yang stabil karena hampir semua masakan baik di hotel maupun kaki lima membutuhkan tanaman yang memiliki rasa khas yang harum ini. Selain menguntungkan secara ekonomi, bawang daun pun cukup mudah untuk dibudidayakan, bahkan bisa di kembangkan oleh mereka yang baru belajar bertani atau berkebun sekalipun. Berikut kami paparkan beberapa tahapan dari proses budidaya bawang daun yang baik dan benar :

Pembenihan

Memperbanyak bawang daun dapat dilakukan dengan dua cara, yakni cara generatif dengan menggunakan benih atau biji, serta cara vegetatif dengan memisahkan anakan dari rumpun pokok. Untuk cara generatif langkah-langkah pembenihan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Siapkan bedengan sebagai tempat persemaian, dan buatlah lubang beralur memanjang sedalam 1 cm, dengan jarak antar alur sekitar 10 cm. Jika persemaian dilakukan di dalam polybag, tanamlah 1 – 2 biji benih ke dalam setiap polybag dengan kedalaman sekitar 10 cm.
Tempat persemaian yang telah ditanami benih tersebut selanjutnya ditutup dengan karung basah atau dengan daun pisang, dan tidak dibuka hingga benih berkecambah.

Benih yang telah berkecambah itu disiram secara rutin setiap pagi dan sore, serta diberi pupuk, bisa pupuk cair organik, ZA, atau urea. Jika menggunakan pupuk cair organik, tambahkan dengan air terlebih dahulu untuk diencerkan sebelum disiramkan, begitu juga jika menggunakan urea serta ZA, sebaiknya dilarutkan terlebih dahulu ke dalam air.
Jika bibit bawang daun sudah berumur 2 bulan dengan tinggi sekitar 10 – 15 cm, bibit tersebut sudah siap untuk dipindah ke lahan pembesaran.
Untuk pembiakan secara vegetatif atau memisahkan anakan dari rumpun utama, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pilihlah tanaman bawang daun yang memiliki rumpun banyak, segar dan tidak terserang penyakit serta berumur 2,5 bulan atau lebih.
Galilah dengan kored atau tangan rumpun bawang daun berikut akarnya, dan jangan dicabut.
Anakan bawang daun yang sudah dipisahkan dari rumpunnya kemudian dibersihkan akar-akarnya dari tanah, dan dibuang daun serta akarnya yang sudah tua atau yang terlihat layu.
Jika rumpun anakan terdiri dari cukup banyak batang anakan, pisahkan menjadi beberapa bagian, dimana setiap bagiannya terdiri atas 1 – 3 batang.
Papaslah sepertiga bagian daun dari atas, guna mengurangi penguapan dan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru.
Begitu selesai dipisahkan dari rumpunnya dan dibersihkan, anakan bawang sebaiknya segera ditanam. Jika masih harus disimpan, usahakan menyimpannya di tempat yang lembab dan teduh serta tidak lebih dari satu minggu.
Lanjut di bawah...

Pembuatan Media Tanam
Media tanam bawang daun bisa menggunakan bedengan tanah, atau dengan memanfaatkan polybag buat yang lahannya terbatas. Untuk media tanam yang menggunakan bedengan, cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
Galilah tanah memanjang dengan cara mencangkulnya sedalam 30 – 40 cm dengan lebar 0,6 – 1 meter, dan masukkan pupuk kandang ke dalam galian tanah tersebut sebanyak 10 -15 ton untuk setiap hektar tanah.
Di antara satu bedengan dengan bedengan lainnya, pisahkan dengan parit selebar 20 – 30 cm.
Jika PH tanah kurang dari 6.5, lakukan pengapuran dengan menggunakan kapur dolomit sebanyak 1 – 2 ton perhektar. Campur kapur tersebut secara merata dengan tanah yang ada di dasar parit.
Buatlah lubang tanam sedalam 10 cm dengan jarak 20 x 20 cm. Setelah lubang tanam selesai dibuat, benih bawang daun siap untuk ditanam di lubang tersebut.

Untuk media tanam yang menggunakan pot atau polybag, langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
Siapkan tanah, arang sekam dan kompos yang dicampur dengan perbandingan 2:1:1, atau campuran tanah dengan pupuk kandang dengan komposisi 2:1 dan aduk hingga merata.
Pastikan campuran media tanam tersebut gembur, subur, mengandung banyak bahan organik, serta tingkat keasaman berkisar antara pH 6.5 – 7.5
Media tanam yang telah tercampur merata tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam pot atau polybag berukuran 0.08 x 30/15 x 30 dan dipadatkan dengan tangan. Pot/polybag tersebut siap untuk ditanami dengan benih.

Cara Tanam dan Perawatan
Usahakan waktu tanam dilakukan saat sinar matahari tidak terlalu terik, agar laju respirasi tidak terlalu tinggi. Waktu yang tepat tersebut tentunya pada pagi atau sore hari.
Agar akar tidak terserang jamur, sebelum ditanam, benih bawang daun terlebih dahulu direndam ke dalam larutan fungisida dengan dosis rendah antara 30 – 50%, selama 10 – 15 menit.
Masukkan bibit bawang daun dengan posisi tegak berdiri ke dalam lubang tanam sedalam +/- 10 cm, dan tutup kembali lubang tersebut. Siramlah bibit yang baru ditanam agar kondisi media tanam tetap lembab.
Pada awal pertumbuhan, penyiraman harus dilakukan setiap hari, namun tidak boleh berlebihan, apalagi sampai becek oleh genangan air, karena hal ini dapat menyebabkan membusuknya akar.
Waktu terbaik untuk melakukan penyiraman pada pagi hari sebelum jam 09.00 atau pada sore hari setelah pukul 15.00.
Setelah berumur sekitar 2 minggu, frekuensi penyiraman dapat dikurangi menjadi 2 – 3 hari sekali.
Saat bawang daun berumur 4 minggu, berikan kompos atau pupuk kandang sebanyak satu genggam dan taburkan di sekitar batang bawah tanaman. Pemupukan bisa juga dengan menggunakan urea atau ZA dengan cara melarutkannya ke dalam air dan menyiramkannya pada media tanam. Pemupukan dengan cara yang sama, harus dilakukan lagi saat tanaman berumur 8 minggu.
Jika dibutuhkan, dapat pula ditambahkan pupuk organik cair atau pupuk daun dengan cara disiramkan ke media tanam atau disemprotkan secara merata pada daun. Penambahan pupuk ini bisa dilakukan sejak tanaman berumur 10 hari dan terus diulang setiap 10 hari sekali.

Panen
Pada umur 2,5 bulan sejak bibit ditanam, bawang daun sudah siap untuk dipanen. Ciri-ciri dari bawang daun yang siap panen adalah memiliki jumlah rumpun yang banyak dengan sebagian daun menguning. Jika untuk kebutuhan harian, panen dapat dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu tanaman harus siap panen secara keseluruhan, yakni dengan mengambil sebagian bawang daun yang bisa dipanen dan membiarkan sisanya tumbuh lebih besar. Waktu terbaik untuk memanen pada pagi atau sore hari.

Demikian panduan budidaya bawang daun yang dapat dilakukan di lahan terbuka maupun memanfaatkan lahan sempit dengan menggunakan pot atau polybag. Jika ditanam di lahan terbuka, untuk setiap hektar lahan dapat menghasilkan sekitar 10 – 40 ton, tergantung dari beberapa faktor seperti tingkat kesuburan tanah yang ada di media tanam tersebut, tekhnis budidaya, kualitas benih, serta kecocokan geografis. (*)


Terong

Tanaman terong atau dalam bahasa latin Solanum melongena merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis. Budidaya terong sebenarnya tidak terlamapu susah, yang dibutuhkan hanya niat dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan.

MANFAAT & KEGUNAAN TERUNG
Teruog memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air.

SEKILAS BUDIDAYA TERONG
Terong sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang rumit. Terong dapat hidup didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 – 25 derajat Celcius. Untuk pembentukan warna buah , terong memerlukan pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh dengan baik di tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan PH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim kemarau.
Terong banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terong lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung meruncing , terong jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan.
Terong pada umumnya diperbanyak dengan biji. Untuk memperoleh biji terong yang betul-betul berkualitas dapat diperoleh dengan membeli ditoko pertanian. Setiap satu hektar dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji atau tergantung luasan lahan yang akan dipakai. Sebelum ditanam biji terung disemaikan terlebih dahulu di- bedengan semai.
Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu dilakukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah yaitu penggemburan, pembuatan bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk dasar. Setelah penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta pemberantasan penyakit.
Terong pada masa pertumbuhannya tidak terlepas dari hama dan penyakit. Hama yang menyerang tanaman terung antara lain belalang, kutu daun, kutu trip, kumbang totol hitam, lalat buah, lembing hijau, penggerek batang, tungau kuning, tungau merah, ulat jengkal dan ulat tanduk. Sedangkan penyakit yang menyerang terung adalah bakteri dan virus. Cara pencegahan hama dan penyakit dengan disemprot bahan kimia.
Terung rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam. Bila dirawat dengan baik tanaman dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan. Panen yang baik dilakukan sore atau pagi hari terutama saat musim kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang tepat karena buah sedang bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung berkualitas.

Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
Suhu udara 22 – 30o C
Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan    drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
Sinar matahari harus cukup
Cocok ditanam musim kemarau

PERSEMAIAN
Budidaya terong secara intensif dimulai dari persiapan media semai. Benih terong yang akan ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga hasil yang dicapai nanti lebih optimal. Disaat kita melakukan pemeraman benih terong dengan kertas basah maupun handuk lembab selama 24 jam, kita mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan pukan (pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan pestisida bahan aktif metalaksil (Saromyl 35 SD) sebagai pencegah jamur dapat menghindarkan bibit dari penyakit dumping off . Hasil campuran media tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi ± 8 cm dan diameter 5 cm.

PEMBIBITAN
Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit
Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga     nampak mulai berkecambah
Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan benih satu persatu    ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus.
Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang/ penutup lainnya
Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan kelembabannya )
Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan jika di perlukan semprot dengan    pestisida
Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan

PERSIAPAN LAHAN
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan ke media semai menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah. Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan tanam dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata. Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.

PENANAMAN
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun sempurna atau mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah dilakukan penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi pertumbuhan awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia
Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)

PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor. Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.

PENYULAMAN
Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
Penyulaman maksimal umur 15 hari

PEMASANGAN AJIR (TURUS)
Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
Tancapkan secara individu dekat batang
Ikat batang atau cabang terong pada turus

PENYIANGAN
Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam

PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham atau penyakit yang menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan dengan anjuran dan interval penyemprotan sisesuaikan dengan intensitas serangan dan kondisi lingkungan.

PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT  TERONG

H A M A
Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
,Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, jika jika diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun merek bermacam-macam dapat di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Aphis spp sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Contak ” , tetapi disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik ” Jika ingin lebih aman gunakan Insektisida botani ‘ misalnya menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap Aphis.
Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik “
Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh, pada siang hari ulat bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “, jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul, tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh penerangan.
Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun.

PENYAKIT
 Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak, Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan memperparah serangan. Gunakan Bakterisida
Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida
Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut

Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau sekitar 15 – 18 hst setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terong jenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih.
Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan yang ke delapan biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun kwantitasnya.

Jahe

Siapa yang tak mengenal tanaman jahe? Pasti semua orang sudah mengenal tanaman herbal yang satu ini. Tanaman jahe sangat terkenal di seluruh dunia tak terkecuali dengan Indonesia karena sejuta manfaat dan khasiatnya. Jahe merupakan salah satu tanaman jenis rimpang yang dapat tumbuh subur di daerah tropis.

Komoditas tanaman jahe bisa dibilang sangat menjanjikan, mengingat tanaman yang satu ini banyak dibutuhkan baik itu dalam bidang kesehatan, kecantikan, makanan, sampai dengan industri. Tak heran banyak orang yang ingin sekali melakukan usaha budidaya tanaman jahe.
Namun bagi sebagian orang yang tak memiliki lahan yang lebar bukan berarti tidak bisa melakukan usaha budidaya tanaman jahe. Mengingat jahe sendiri merupakan salah satu tanaman yang mudah hidup di mana saja, sehingga dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam tanaman herbal yang satu ini.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika hendak menanam atau melakukan budidaya jahe yang memanfaatkan lahan pekarangan rumah.


Teknik BUDIDAYA JAHE di lahan terbuka
Varitas ZO var. Officinale
Besar Rimpang Besar
Warna Kulit Rimpang Putih Pucat
Warna Daging Rimpang Putih
Aroma Daging Kurang
Kepedasan Kurang
Tinggi Tanaman (cm) ±30-70
Waktu Luruh Daun >7 bulan
Optimal Panen >9 bulan
Berat Rimpang Panen (ons) ±5-20
Produktivitas/ha (ton) 10-30

Syarat Tumbuh Tanaman Jahe
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan intensitas cahaya matahari 70-100%. Dengan kata lain budidaya tanaman jahe sebaiknya dilakukan di tempat terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara optimum budidaya jahe antara 20-35°C. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah subur, gembur dan banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. Tanaman dapat tumbuh pada pH Tanah sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0. Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 mdpl. Di Indonesia, pada umumnya budidaya jahe dilakukan pada ketinggian 200-600 mdpl.

Pembibitan Jahe
Persyaratan Bibit Jahe
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh tinggi), dan mutu fisik. Mutu fisik adalah bibit bebas hama dan penyakit. Rimpang untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2-3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 50 gram.
Teknik Penyemaian Bibit Jahe
Pada budidaya tanaman jahe, untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam, bibit jahe sebaiknya jangan langsung ditanam, tetapi terlebih dahulu harus dikecambahkan. Penyemaian bibit jahe dapat dilakukan dengan peti kayu atau ditaruh di atas bedengan.
Penyemaian Jahe pada Peti Kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit jahe tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu bibit jahe dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian diatasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi. Setelah 2-4 minggu, bibit jahe siap ditanam.

Penyemaian Jahe pada Bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 15 m untuk menanam bibit 2 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Buat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit jahe disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, diatasnya diberi rimpang tutup dengan jerami, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit jahe pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit jahe berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.
Penyiapan Benih
Pada budidaya jahe, sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit jahe dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.

Persiapan Lahan Budidaya Jahe
Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan sekitar 1 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
Pembentukan Bedengan dan Pemupukan Dasar
Pada budidaya tanaman jahe, untuk memudahkan pemeliharan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 30 cm, lebar 80 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Budidaya tanaman jahe dengan sistem bedengan juga bertujuan untuk memudahkan serangan patogen, karena kelembaban tanah bisa dijaga dengan membuat pari-parit. Pemupukan dasar diberikan bersamaan dengan pembuatan bedengan menggunakan pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 40 ton/ha dan NPK 15-15-15 sebanyak 1,5 ton/ha. Akan lebih baik bila ditambahkan dengan agensia hayati seperti Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk mencegah serangan bakteri maupun cendawan patogen. Pemberian humat dan fulvat akan berfungsi sebagai pembenah tanah, sehingga serapan unsur hara oleh tanaman bisa optimal.

Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada saat pembentukan bedengan. Pada tanah dengan pH tanah rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, terutama fosfor (p) dan kalsium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau terikat oleh ion-ion tanah. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman jahe untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
Proses penaburan pupuk kandang di lahan sebelum menanam jahe.
Untuk dapat memperoleh hasil panen rimpang jahe yang optimal maka satu hal yang cukup penting perlu dilakukan yaitu mengkondisikan agar tanah tetap subur pada saat penanaman kembali maupun untuk lahan bukaan baru.
Setelah lahan diolah secara manual dengan cangkul ataupun dengan alat bantu traktor lalu buatlah bedengan (guludan) dengan lebar 80 cm, tinggi 30 cm sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi kontur bumi setempat.

Pupuk kandang yang dapat digunakan yaitu kotoran sapi / kambing / ayam, yang paling baik untuk digunakan adalah pupuk kandang kotoran ayam ras pedaging (Broiler) yang ada kulit padinya, jika menggunakan pupuk kandang sapi / kambing / ayam ras petelur maka hendaknya pupuk kandang tersebut dicampur (oplos) dahulu dengan kulit padi dengan perbandingan 1 ton pupuk kandang dicampur dengan 200 kg kulit padi (1:5), kulit padi sangat penting untuk proses fermentasi unsur organik dalam tanah nantinya, taburkan pupuk kandang pada titik - titik dimana tanaman jahe nantinya akan ditanam, untuk satu lubang tanam berikan sekitar 1 kg pupuk kandang, dalam 1 hektar dengan populasi 40.000 tanaman yang menggunakan jarak tanam 50 cm x 50 cm maka dibutuhkan 40 ton pupuk kandang, dengan metoda seperti ini biasanya sepanjang pengalaman kami akan diperoleh target hasil panen rimpang jahe sebanyak 30 ton lebih per hektar, itupun kami sudah memilih dan memisahkan Bibit Unggul yang SUPER sebanyak 2 ton untuk penanaman kembali selanjutnya.
Dalam 1 ha ada 10.000 meter persegi, buatlah 100 buah bedengan dengan ukuran panjang 100 m, lebar 80 cm dan tinggi 30 cm, lalu berikan jarak antar bedengan (guludan) sebanyak 20 cm, kemudian plotting titik tanam sebanyak 2 baris dalam setiap bedengan, posisi baris pertama berada 15 cm dari pinggir bibir bedengan di bagian kiri sedangkan posisi baris kedua berada 15 cm dari pinggir sisi bedengan bagian kanan, jarak titik tanam antar tanaman yaitu 50 cm kesamping kiri/kanan dan 50 cm ke depan/belakang.
Dalam satu bedengan ada 2 baris titik tanam, di setiap barisnya terdapat 200 titik, jadi dalam satu bedengan terdapat 400 titik tanam yang berjarak 50 cm x 50 cm, maka dalam 1 hektar yang berisi 100 bedengan tersebut terdapat 40.000 titik tanam.

BIBIT yang digunakan berusia 10 bulan keatas dengan berat rata-rata 100 gram tiap rimpangnya, dalam 1 kg bibit ada 10 rimpang, tiap rimpang dipotong menjadi 2 bagian untuk disemai dan dijadikan bibit, jadi dalam 1 kg bisa dapat 20 potong bibit, maka untuk 1 ha dengan populasi 40.000 tanaman dibutuhkan 2 ton bibit, tiap potongan bibit nantinya setelah disemai di persemaian selama 1 - 1,5 bulan akan tumbuh 2 - 4 mata tunas.
Setelah pupuk kandang ditaburkan di lahan pada semua titik tanam maka setelah itu lanjutkan dengan proses pemberian unsur organik ke dalam tumpukan pupuk kandang tersebut dengan cara minyiram (kocor) larutan pupuk hayati cair Tiens FENG SHOU yang sudah diencerkan dengan air bersih, cara penyiraman (kocor) dapat menggunakan ember dan gayung.
Untuk penanaman jahe seluas 1 ha dibutuhkan 10 liter Pupuk Hayati Tiens - FENG SHOU, larutkan tiap liter Tiens - FENG SHOU dengan 200 liter air bersih lalu berikan masing-masing sebanyak 50 cc larutan Tiens - FENG SHOU yang sudah diencerkan tersebut kepada setiap tumpukan pupuk kandang yang berada pada titik tanam dan kemudian tutup dengan tanah setebal 5 cm - 10 cm, diamkan sekitar 2 atau 3 hari agar berfermentasi barulah setelah itu dapat dilakukan penanaman BIBIT yang sudah disemai terlebih dahulu

Penentuan Pola Tanam
Budidaya tanaman jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, mengingat nilai ekonomis jahe yang cukup tinggi, sehingga dengan teknis budidaya jahe monokultur diharapkan mampu memberikan produksi tinggi. Namun di daerah, budidaya tanaman jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Budidaya tanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya harga.
Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.

Meningkatkan produktivitas lahan
Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Pada praktek penanaman jahe di lapangan, petani biasa menanam jahe yang ditumpangsarikan dengan sayur-sayuran, seperti timun, bawang merah, cabe rawit, buncis, dll. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.

Pembuatan Lubang Tanam
Pada budidaya tanaman jahe, untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 5 - 10 cm untuk penanaman bibit jahe. Pembuatan bedengan memiliki tujuan utama untuk menghindari genangan air di sekitar area budidaya pada saat musim hujan. Genangan air di sekitar area budidaya dapat memicu timbulnya penyakit, baik penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur atau fungi.

Cara Menanam Jahe
Cara menanam jahe dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan. Jarak tanam ideal yang digunakan untuk menanam jahe gajah yaitu 50 cm x 50 cm.

Perioda Tanam
Budidaya tanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Jahe yang ditanam pada musim kemarau akan meningkatkan biaya produksi yang besar, terutama biaya pengairan. Kalaupun lahan budidaya memiliki sumber air yang memadai, namun pertumbuhan tanaman jahe akan sedikit terhambat, karena suhu udara yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman muda.

Pemeliharaan Tanaman Jahe
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 2–3 minggu setelah tanam. Jika penyulaman dilakukan terlalu tua, maka pertumbuhan tanaman jahe tidak akan seragam. Pertumbuhan yang tidak seragam akan menambah tingkat kesulitan dalam pemeliharaan, terutama dalam pengendalian hama penyakit tanaman.
Penyiangan
Penyiangan pertama pada budidaya tanaman jahe dilakukan ketika tanaman berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.

Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-5 anakan, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung pada kondisi tanah dan banyaknya curah hujan.

Pemupukan Susulan
Tanaman jahe merupakan tanaman yang berumur panjang dibandingkan dengan tanaman cabe maupun tomat. Pada dasarnya pupuk dasar yang diberikan sudah mencukupi untuk menopang pertumbuhan tanaman tersebut. Akan tetapi dalam budidaya jahe secara intensif perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil produksi yang signifikan. Oleh karena itu, pupuk susulan perlu diberikan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan, 4-6 bulan, dan 8-10 bulan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 20 gram per tanaman ditambah dengan pembenah tanah, seperti asam humat dan asam fulvat untuk membantu serapan unsur hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman jahe bisa optimal.

Pengairan dan Penyiraman
Pada budidaya tanaman jahe, tanaman tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhan, akan tetapi pada awal petumbuhannya, tanaman jahe membutuhkan air yang cukup, sehingga saat memulai budidaya tanaman jahe diusahakan penanaman pada awal musim hujan.
Jahe gajah dalam masa pertumbuhannya juga tidak luput dari hama dan penyakit. Hama yang kerap menyerang adalah lalat rimpang Mimegrala coeruleifrons yang memakan seluruh bagian rimpang, lalat rimpang eumerus figurans walker yang memakan bagian lunak rimpang penyebab tanaman layu dan keropos serta lalat lamprolonchaea sp yang menyerang rimpang hingga menjadi busuk.

Penyakit yang sering menyerang adalah bakteri pseudomonas zingiberiCendawan phyllosticta zingiberi ramak yang dapat menyebabkan daun rusak, menguning kemudian mengecil dan Cendawan pythium yang menyebabkan pembusukan rimpang jahe yaitu busuk basah atau busuk lunak. menyebabkan bagian pangkal batang semu membusuk dan rebah, Jahe gajah dipanen apabila telah tua dan berumur minimal 10 bulan. Ciri fisik yang nampak yaitu apabila rimpang ditekan terasa sangat keras dan susah untuk dikelupas kulitnya dengan tangan. Warna pada kulit luar kelihatan segar kekuningan, mengkilat dan tidak ada warna kemerahan pada ujung rimpang.
Jahe gajah yang dipanen muda untuk asinan, dilakukan saat tanaman berumur 3 s/d 4 bulan. Ciri-ciri fisik yang nampak adalah rumpun tanaman masih hijau, rimpang gemuk, ujung-ujung rimpang masih berwarna kemerah-merahan, beranak banyak dan bila rimpang dipotong maka belum kelihatan serat-seratnya.
Jahe gajah dipanen dengan membongkar tanah secara keseluruhan menggunakan garpu tangan. Pembongkaran tidak dianjurkan memakai cangkul agar dapat dihindari jahe terpotong karena tercangkul. Jahe yang patah atau rusak menyebabkan masuk ke-grade export yang lebih rendah yang berarti nilai jualnya menjadi rendah pula.
Jahe gajah yang telah digrade dikumpulkan menjadi satu kemudian didiamkan selama 1- 2 hari digudang penampungan. Tujuannya agar tanah yang masih menempel dijahe menjadi kering dan luruh sehingga bersih tanah. Salah satu persyaratan export adalah jahe harus bersih dari tanah yang menempel di rimpang.